SNMPTN dan SBMPTN 2014 telah usai, selamat bagi yang sudah
di terima di PTN yang di impikan lewat jalur SNMPTN dan semoga yang lewat jalur
SBMPTN juga dapat lulus seleksi, dalam kesempatan kali ini saya akan memberikan
informasi beasiswa ke luar negeri, khusus nya untuk nanti yang ingin
melanjutkan S2 ke luar negeri, Memang bisa menempuh pendidikan di luar negeri
memang jadi impian banyak orang. Bagaimana tidak, selain menawarkan kualitas
pendidikan yang lebih baik kesempatan ini juga bisa digunakan untuk memperluas
jaringan. Gak jarang orang bisa mengubah nasibnya sepulang dari bersekolah di
luar negeri.
Sayangnya masalah biaya sering jadi kendala paling besar
yang menghalangi. Tapi tidak usah khawatir, sekarang ada banyak cara kok untuk
memecahkannya. Tersedia banyak pilihan beasiswa yang bisa kamu dapatkan. Tapi
mendapatkan beasiswa itu sama sulitnya kayak cari jodoh. Nah, buat kamu yang
sedang mempersiapkan diri untuk berburu beasiswa kali ini saya akan kasih tips
dan trik yang belum semua orang tahu.
Buat kamu yang masih SMA, sedang menempuh pendidikan Sarjana
atau bahkan Master di Indonesia dan berencana melanjutkan pendidikan tingkat
selanjutnya dengan beasiswa hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah usahakan
selalu dapat nilai bagus.Kalau ada kesempatan jangan segan mencoba ikut
olimpiade yang berkaitan dengan bidang studi yang kamu minati.
Walau angka diatas kertas bukan segalanya tapi pencapaian
akademis yang bagus akan menunjukkan komitmenmu terhadap pemberi beasiswa.
Beberapa institusi beasiswa, seperti Monbukagakusho (MEXT) dari Jepang dan
Beasiswa Pemerintah Singapura bahkan mensyaratkan pelamarnya adalah mereka yang
memiliki pencapaian akademis yang baik. Dalam beberapa kasus pemenang Olimpiade
Sains akan lebih mudah mendapatkan beasiswa, untuk itu pintar di bidang
akademik akan membuat mu kuliah dengan beasiswa di luar negeri akan semakin
terbuka lebar.
Sudah merasa yakin bisa dapat beasiswa karena nilaimu selalu
bagus? Eits, jangan salah. Nilai bagus itu baru syarat awal. Diluar sana masih
banyak yang lebih pintar dibanding kamu. Pintar saja tidak pernah cukup. Kamu
harus punya sesuatu yang menarik untuk dijual ke pemberi beasiswa. Biasanya
mereka akan mencari orang yang tidak hanya berprestasi, tapi juga aktif di
organisasi.
Kalau kamu memang niat masuk dalam bursa perjuangan
mendapatkan beasiswa mulailah memperbanyak pengalaman organisasi. Gak perlu
masuk partai politik atau bahkan gerakan-gerakan aneh. Kamu bisa mulai dari
OSIS,Himpunan Keluarga Mahasiswa kampus,Badan Eksekutif Mahasiswa,Resimen
Mahasiswa dll. Mereka yang aktif organisasi akan lebih dilirik para pemberi
beasiswa karena dianggap bisa memanfaatkan ilmu yang didapat untuk kepentingan
orang banyak.
Selain keaktifan di organisasi, pengalaman di kegiatan
sosial juga jadi nilai plus. Khususnya kalau kamu mengincar beasiswa di negara
Amerika dan Eropa. Beasiswa Fullbright Amerika Serikat, Beasiswa Chevening dari
Inggris dan Beasiwa Erasmus Mundus Eropa cenderung lebih tertarik pada pelamar
yang punya pengalaman jadi relawan di kegiatan sosial. Ini gak bisa dilepaskan
dari kuatnya kultur volunteer-ism di negara mereka.
Di kota tempatmu tinggal saat ini pasti banyak banget kok
kesempatan untuk jadi relawan. Kamu bisa join ke kegiatan NGO, gabung dengan
gerakan anak muda di kampus atau kamu juga bisa menginisiasi gerakan ini
sendiri. Gak perlu repot atau khawatir gak ada biaya, bahkan dengan
membersihkan sampah di lingkungan sekitarmu kamu sudah bisa mulai melakukan
kegiatan sosial.
Setelah cukup mempersiapkan diri dari bidang akademis dan
non-akademis kini saatnya kamu membuktikan bahwa kamu pasti survive di negara
orang karena bisa menguasai bahasanya. Salah satu persayaratan beasiswa memang
menuntutmu untuk meraih level tertentu dalam tes kemampuan bahasa asing minimal
kamu bisa bahasa inggris, atau lebih bagusnya kamu juga bisa bahasa jepang,
karena saat ini bahasa jepang menjadi bahasa internasional kedua di dunia.
Masing-masing beasiswa punya persyaratan tes bahasa sendiri,
tapi yang paling umum digunakan adalah TOEFL dan IELTS. Untuk mengamankan
posisimu, pastikan kamu memiliki skor TOEFL diatas 550 dan nilai IELTS diatas
6,5. Saat ini kamu bahkan bisa mempersiapkan diri dengan mengikuti latihan via
online untuk TOEFL dan IELTS.
Untuk menilai performamu di dunia nyata, pihak pemberi
beasiswa akan meminta surat rekomendasi dari mereka yang sudah mengetahui rekam
jejakmu. Biasanya surat rekomendasi bisa diberikan oleh staf pengajar dari
institusi tempatmu menempuh pendidikan atau supervisor di tempatmu bekerja.
Rekomendasi dari mereka sangat penting, karena gak jarang
pemberi beasiswa akan langsung menghubungi untuk menanyakan pendapat tentangmu.
Pastikan kamu punya rekam jejak yang cukup baik dalam pendidikan dan pekerjaan.
Jaga hubungan baik dengan mereka yang bisa memberimu rekomendasi.
Cara pemberi beasiswa tahu pengalaman dan pencapaianmu
adalah dengan melihat ke CV-mu. Dalam CV mereka akan mendapatkan gambaran
bagaimana dirimu selama ini telah berkembang. Untuk membuat CV yang baik kamu
perlu cermat mencatatat kegiatan yang kamu lakukan selama ini berdasarkan waktu
kegiatan.
Karena kamu akan apply beasiswa, pastikan kamu membuat CV
yang representatif tapi tetap informatif. Salah satu format CV yang cukup baik
untuk kamu contoh adalah CV Europass yang wajib digunakan bagi pelamar beasiswa
Erasmus Mundus kamu bisa cek di google seperti apa CV tersebut dan buat se
informatif dan inovatif mungkin, hal itu akan membuat pemberi beasiswa
melirikmu.
Langkah selanjutnya, kamu harus menyiapkan motivation
letter. Tujuan dari surat ini adalah untuk menunjukkan mengapa kamu tertarik
mengambil bidang studi yang kamu pilih dan memperlihatkan mengapa kamu layak
mendapatkan beasiswa. Motivation letter ini adalah bagian krusial yang akan
menentukan bagaimana kelanjutan lamaran beasiswamu apakah di terima atau di
tolak.
Untuk membuat motivation letter yang baik kamu perlu tahu
tentang jurusan yang akan kamu ambil. Jelaskan kenapa program itu menarik
buatmu, tunjukkan juga bagaimana pengalaman kerja dan pencapaianmu selama ini
membuat kamu cocok untuk belajar disitu. Yakinkan pemberi beasiswa bahwa kamu
punya komitmen untuk memberikan yang terbaik sehingga layak menerima dana
mereka.
Satu yang paling penting, kamu harus punya passion terhadap
bidang yang kamu pilih. Semangat dan kecintaan terhadap bidang studi itu akan
terasa di motivation letter-mu.
Jika kamu lolos seleksi administrasi lewat CV dan motivation
letter pintu menuju beasiswa selanjutnya adalah tes wawancara. Di tahap ini
kamu akan bertemu panelis dari negara pemberi beasiswa, atau bisa juga profesor
yang kompeten di bidangnya. Demi lancar di wawancara, kamu perlu mempersiapkan
diri agar tidak grogi dan malah mengacaukan semua persiapanmu buat dirimu
terlihat cerdas dan tenang saat di wawancara.
Biasakan diri untuk berbicara dengan bahasa Inggris (atau
bahasa lain yang akan digunakan dalam wawancara) minimal 2 hari sebelum
wawancara berlangsung. Cara ini akan melatih lidahmu agar tidak terkaget-kaget
dan kehilangan banyak kosa kata. Di depan panelis, tunjukkan bahwa kamu percaya
diri dan meyakinkan. Bekali dirimu dengan pengetahuan soal bidang studi yang
kamu pilih dan tunjukkan semangatmu untuk belajar dengan beasiswa.
Saat ditanya mengapa kamu ingin mendapatkan beasiswa, jangan
hanya menjawab dengan tujuan egois seperti ingin mengembangkan diri atau memperbanyak
pengalaman. Tunjukkan juga bahwa jika kamu menerima beasiswa maka kamu akan
lebih punya kapasitas untuk berkontribusi ke lingkungan terdekatmu. Pemberi
beasiswa akan lebih tertarik pada kandidat yang memiliki visi yang luas dan
bermanfaat intinya kamu harus jawab dengan kata kata yang tidak biasa, harus
bisa menyakinkan tim panelis nya.
Inilah kenapa aktif di kegiatan sosial dan organisasi jadi
penting. Dengan aktif di kegiatan yang bersinggungan langsung dengan
masyarakat, akan lebih mudah bagimu untuk menentukan kontribusi macam apa yang
hendak kamu berikan selepas menempuh program beasiswa di luar negeri.
Sekali mencoba apply beasiswa kamu belum tentu akan
berhasil. Jangan langsung putus asa dan merasa gak memenuhi kualifikasi. Banyak
kok yang harus mencoba berkali-kali dulu sebelum akhirnya lolos. Justru dengan
pernah gagal kamu akan tahu bagian mana yang harus kamu perbaiki untuk bisa
jadi kandidat yang lebih baik.
Lagipula kebanyakan beasiswa tidak melarang kandidat yang
sempat gagal mendaftar ulang di seleksi selanjutnya. So, kenapa takut gagal?
Kalau gagal sekali, coba lagi-coba teruuus! Semangat!!!
Berkomentarlah Sesuai Topik
Jangan Meninggalkan Link Aktip Maupun Mati.